Rabu, 16 Januari 2013

Rinduku Terberai

Rinduku Terberai
Oleh : Budi Riyanto

Pada helai-helai rindu yang kau untai
adalah rindu-rindu yang telah terberai
teracak tanpa jejak
terpasung tanpa rasa

Sepi,,,tanpamu
laksana hidup dalam keterasingan
hanya membungkam diam
tanpa kata terucap
membisu
rindumu tertinggal
tak pernah lagi kau sampaikan
walau hanya dalam kata sepenggal

Warna langit semakin kelam
sesuram hati menyimpan dendam
rinduku mendendam

Sedangkan adaku kini
telah kau abaikan sudah
rindumu telah terberai sudah
tak pernah lagi padaku
rindumu kau urai dalam kisah.-

*     *     *

| Jakarta, 16 Januari 2013.-

Jumat, 25 Mei 2012

16 HELAI DAUN KENANGA


16 HELAI DAUN KENANGA
by:Budi Riyanto


Kembang Kenanga
semerbak harum mewangi
pada sebuah taman
walau masih kuncup

Semalam petang
helai daun keenam belas keluar
ketika kuncup akan mekar

Tebar aroma
semerbakmu
kepada tujuh penjuru mata angin
Kenanga
tinggalkan kenangan
helai keenam belas daunmu
iringi mekar kuncupmu

Diantara kembang-kembang yang berbunga
semerbak di mata hanya Kenanga

Pada lamunku yang terakhir
Kenanga jangan layu
Kenanga terus mewangi
semoga hanya satu Kumbang di putik
bila semakin mekar

Saat helai keenam belas hadir
lamun akupun tersingkir.-




Lubuk Pakam, 28 Agustus 1990.-
by:Budi Riyanto.-

T I K . . . . .

T I K . . . . .
by:Budi Riyanto


Ada hujan siang ini
basahi aspal yang panas
sejuk sebentar
terguyur hujan
lagu hujan tak seperti dulu
bertabur
membaur
diatas jalan ini
debu hilang sesaat
kembali
saat tiba kemarau nanti.-




Lubuk Pakam, April 1991.-
by:Budi Riyanto.-

SAJAK PERTEMUAN


SAJAK PERTEMUAN
by:Budi Riyanto


Rasa-rasanya antara kita pernah sua
sekitar lima tahun yang lewat
saat kau menginjak remaja
yah,,,,,,
lima tahun yang lewat
saat kau dalam kelipatan lima dariku
tahun1990 silam pertemuan kita dulu
hari barusan saja Agustus 1995
tahun baru
rasa-rasanya
tak ada yang lain pada kau
kecuali kedewasaan kau yang tampil
lima tahun jenjang yang panjang
rasa-rasanya aku yang smakin tua
kusut,,,,,,
dan semakin kusut
mata aku cekung
pipi aku cekung
dan garis derita di dahiku
kian jelas
rambut akupun berdua warna
uban menghias
kau tak bisa menyapa karena lupa
rasa-rasanya
kencang gejolak pertemuan ini
kau hanya tersenyum
semakin anggun
dan aku hanya tertegun
lima tahun telah lewat.-




Lubuk Pakam, Agustus 1990.-
by:Budi Riyanto.-

Kamis, 24 Mei 2012

S A P A


S A P A
by Budi Riyanto


Hai,,,,,,,
hanya itu
lalu bisu
canggung
wagu
antara kita
bagai orang yang tak kenal
asing

Ah,,,,,,,,
inikah sebuah akhir
dari sebuah sungai persahabatan yang mengalir
tak lagi ada
kenapa berjalan pelan
pergi menghindar,,,,,,,,?
dari siapa
begini memang
tak panjang kisah
terpotong
sepotong
demi sepotong
hilang,,,,, ,,,,, ,,,,,,




Lubuk Pakam, Agustus 1990.-
by Budi Riyanto

H I L A N G


H I L A N G
by. Budi Riyanto

Dari perlahan memang
untuk pelan berjalan
selangkah langkah menjauh
buatlah batas
tuk belenggu aku
dengan banyaknya bencimu
marahmu

Dan 
langkahmu telah menjauh
hilang
ditelan cakrawala
hilang
tiada jejak
tiada kenangan
berlalu
dariku
padamu
untukku
darimu
tak ada salam perpisahan
tak ada salam kehilangan
hilang perlahan 
pelan
dan menjauh dari jangkauan.-




Lubuk Pakam, 1990
by-Budi Riyanto

Langit Tujuh


Langit Tujuh
by-Langit77


Aku kembara diantara langit maya
antara gelapnya awan ditengah malam
aku,,,,,,,
pengawal malam tanpa kendara
untuk keruhkan mimpimu
dengan selaksa mimpi-mimpi burukku

Hidup ini terawang antara nyata dan maya

Singgah sekejap dalam mimpi
habiskan malam tanpa diganggu lolongan panjang srigala

Rindumu adalah buih samudra yang menghempas pasir pantai
tanpa bekas,,,,,
berserak sepanjang pantai tanpa arti,,,,,

Diatas langitmu
masih ada lagi langit menunggu,,,,,,,,,,,,,




by-Langit77.-